PALANGKA RAYA - Jelang pelaksanaan Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilu dan Pilkada) pada tahun 2024 nanti. Forum Kerukunan Umat Beragama Kalimantan Tengah (FKUB Kalteng) menghimbau agar nantinya para bakal Calon Legislatif dan Kepala daerah yang ikut dalam pesta Demokrasi nantinya, tidak memakai politik identitas serta memakai sarana ibadah untuk menarik simpati masyarakat.
Hal itu ditegaskan langsung oleh Ketua FKUB Kalteng, Dr. H. Bulkani, M.Pd di aula kantornya, jalan Djuanda Kota Palangka Raya, serta didampingi sekretaris Drs H. Riduan Syahrani, M.Si dan Wakil Ketua Drs. Oka Swastika, SH., M.Si.
Bulkani, didalam paparannya kepada media ini menyampaikan bahwa apabila adanya oknum calon legislatif maupun kepala daerah, melakukan politik Identitas. Maka hal itu akan membuat perpecahan dan perbedaan diantara masyarakat, khususnya Kalimantan Tengah.
"Dengan ini menghimbau agar tidak menggunakan politik identitas dalam penyelenggaraan Pemilu 2024, "kata Ketua FKUB Kalteng ini. (06/04).
Selain itu juga, menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat agar tidak menggunakan tempat Ibadah untuk kegiatan - kegiatan politik praktis dalam penyelenggaraan pemilu tahun 2024 nanti.
"Mari kita jaga kerukunan umat beragama di Provinsi Kalimantan Tengah, " harapnya kembali.
Pelarangan kegiatan kampanye politik praktis yaitu dalam bentuk apapun itu, baik Masjid, Gereja, Pura dan yang lain. Mengkampanyekan calon tertentu kemudian mempromosikan calon tertentu dan sebagainya.
Ketua FKUB Kalteng mengharapkan agar masyarakat bisa menjadi pemilih yang baik serta cerdas.
"Kita harapkan nanti masyarakat bisa menjadi pemilih yang cerdas dan menghasilkan pemimpin yang benar - benar diharapkan, " harapnya.
Drs H. Riduan Syahrani, sekretaris FKUB Kalteng juga menyampaikan kegiatan - kegiatan yang selama ini telah dilakukan FKUB, dalam menjaga kerukunan dan kedamaian umat beragama Kalimantan Tengah.
Kegiatan itu berupa sekolah modernasi Beragama dan program pemerintah provinsi kalteng modernasi Beragama yang telah dilakukan hingga di Kabupaten - kabupaten.
Hal ini kami lakukan agar wawasan beragama dan cara menganut agama jangan sampai berlebihan sehingga membuat kegaduhan - kegaduhan dalam melaksanakan ibadah.
"Program ini tetap kami lakukan apalagi menjelang tahun politik bahkan kami akan sampai pelajar dan mahasiswa, " kata Riduan Syahrani.
Sehingga cara pemahaman agama itu mereka bisa mengambil jalan tengah, tidak membabibuta atau Fanatik berlebihan. Sehingga seakan akan orang lain itu semu salah, padahal agama itu untuk menuju jalan kebenaran dan membimbing umatnya damai serta sejahtera.
"Bahkan kami sudah memprogramkan ditengah - tengah masyarakat bersama kementerian agama, yaitu bisa sadar kerukunan atau bisa sadar hukum, " terang Sekretaris FKUB Kalteng.
Ditambahkan wakil ketua FKUB Kalteng, Drs. Oka Swastika, SH., M.Si, bahwa ending dari yang telah dijelaskan, yaitu toleransi beragama untuk melawan intoleransi beragama.
Saat ini, Oka Swastika menjelaskan bahwa masih ada pihak - pihak yang belum memahami dengan modernisasi beragama, itu nasional. Untuk Kalimantan Tengah, sampai saat ini rukun dan aman.
"Ini dapat kita buktikan dengan Kalteng mendapatkan Academy Awards , itu bukti Kalteng damai dan aman saja, " kata Oka Swastika.
Namun demikian, menurutnya harus tetap waspada karena kemungkinan gangguan ancaman bisa terjadi, maka katanya itu merupakan tugas FKUB Kalteng, apa yang telah dilaksanakan selama ini dapat dipertahankan.
"Tugas kami apa yang telah terwujud, dipelihara, dipupuk, dikembangkan menjadi kerukunan umat beragama yang lebih tinggi dan lebih baik, " tutup Wakil Ketua FKUB Kalteng.
Baca juga:
Kaum Sodom, Sejarah Terulang Kembali
|